Membumikan Profil Pelajar Pancasila Pada Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mendukung penuh visi dan misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global (Visi Kemdikbud 2020-2024).
Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila dengan enam ciri utama yaitu : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam karakteristik ini terwujud melalui penumbuhkembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila, yang merupakan fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional. Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar dalam, masyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat terbuka yang berkebinekaan globa, dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-nilai dari beragam budaya yang ada di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya.
Saat ini penguatan pendidikan karakter bagi peserta didik menjadi hal yang sangat penting di tengah pandemi covid-19 yang tak kunjung mereda. Keterlibatan pelajar dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah menunjukkan ada masalah yang serius dalam proses pendidikan karakter di sekolah, sehingga harus segera di lakukan langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi tersebut. Salah satu upaya untuk melakukan penguatan pendidikan karakter adalah melalui Gerakan Membumikan Profil Pelajar Pancasila dalam diri setiap siswa.
Berikut ini komponen penting profil pelajar pancasila yang harus dikembangkan sekolah dalam upayanya membentuk karakter peserta didik yaitu :
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia:
(a) akhlak beragama;
(b) Akhlak pribadi;
(c) akhlak kepada manusia;
(d) akhlak kepada alam; dan
(e) akhlak bernegara.
Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk menumbuhkan nilai ini adalah mengintensifkan kegiatan keagamaan berupa pembinaan iman dan takwa, melaksanakan ibadah berjamaah secara rutin dan berkelanjutan dengan bekerjasama dengan orang tua siswa serta para tokoh agama.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Gotong Royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar Kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Keenam komponen profil pelajar pancasila itu adalah profil yang ideal bagi lulusan di lembaga pendidikan kita untuk menghadapi kondisi kemajuan teknologi yang semakin pesat. Dengan membumikan profil pelajar pancasila ini berbagai permasalahan terkait dengan merosotnya moral pelajar, rendahnya kemampuan literasi, kurang kreatif dan inovatifnya pelajar kita dapat teratasi, hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Nadiem Makarim) “Pendidikan karakter perlu dilaksanakan di sekolah. di keluarga, dan di masyarakat. Pendidikan karakter bukanlah produk baru, bukan mata pelajaran baru, bukan kurikulum baru, melainkan penguatan atau fokus dari proses pembelajaran”. Untuk dapat membumikan profil pelajar pancasila ini di dalam sanubari seluruh siswa kita harus dimulai sejak dini ditingkatan paling dasar yaitu PAUD hingga ke perguruan tinggi dengan menetapkan perencanaan yang matang serta melakukan evaluasi dan monitoring secara rutin dan tentunya refleksi terkait pelaksanaan program untuk perbaikan dan menentukan langkah-langkah yang tepat selanjutnya. Tidak kalah penting adalah dukungan penuh dari Tripusat Pendidikan yang menegaskan bahwa pendidikan yang diterima peserta didik terjadi di tiga lingkungan, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan kemasyarakatan. Ketiga lingkungan hidup tersebut. mempunyai pengaruh edukatif dalam pembentukan kepribadian Sang Anak.
By : Kasno Guru Ndesoo (SMAN 1 Jaro)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini